RESPON INTERNASIONAL TERHADAP KEMERDEKAAN INDONESIA
Fadhil Muharam Dwitama
XII IPS II
KEL. 2
RESPON MESIR
Dukungan terhadap
kemerdekaan dan kedaulatan indonesia tidak hanya datang dari pemerintah mesir.
Al - Ikhwan Al - Muslimun (IM), organisasi islam yang dipimpin Syaikh Hasan Al
- Banna, terus - menerus memperlihatkan dukungannya. IM memberikan kebebasan
terhadap mahasiswa Indonesia untuk menulis tentang kemerdekaan Indonesia di
koran - koran lokal milik organisasi tersebut. Para pemuda dan pelajar Mesir
juga menunjukkan dukungannya terhadap kemerdekaan Indonesia dengan caranya
sendiri. Mereka berkali - kali mendemo kedutaan Belanda di Kairo.
Pengakuan Mesir atas
kemerdekaan Indonesia tersebut menjadi pembuka jalan bagi upaya Indonesia
mempertahankan kemerdekaannya melalui perjuangan diplomasi. Mesir kemudian
membantu Indonesia dengan meyakinkan Suriah, Irak, Qatar dan Arab Saudi untuk
mendukung kemerdekaan Indonesia. Mesir bersama dengan Liga Arab berkali - kali
mengecam dan mendesak Belanda untuk menghentikan agresi militernya di
Indonesia.
RESPON BELANDA
Indonesia
memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Belanda tidak mau mengakui
kemerdekaan Indonesia, dan berupaya kembali ke Indonesia dengan membonceng
kedatangan pasukan Sekutu yang bertujuan melucuti pasukan Jepang dan
mengembalikan pasukan Jepang ke negaranya. Belanda lalu mendirikan Netherlands
Indies Civil Administration (NICA) atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda untuk
membentuk kembali pemerintahan Hindia Belanda dan menjadikan kembali Indonesia
sebagai wilayah jajahan Belanda.
Belanda juga menguasai
kota penting di Indonesia serta membentuk negara federal untuk memecah
Indonesia dengan mendirikan negara boneka, seperti Negara Pasundan, Negara
Indonesia Timur dan Negara Sumatera Timur. Puncak upaya Belanda ini adalah
diluncurkannya dua serangan besar yaitu Agresi Militer I (Operatie Product) dan
Agresi Militer II (Operatie Kraai). Sebagai akibat agresi ini, banyak wilayah
Indonesia yang dikuasai militer Belanda, termasuk ibu kota Jakarta. Ini membuat
Presiden Sukarno harus mengungsi ke Yogyakarta.
RESPON AUSTRALIA
Australia memberikan
dukungan kemerdekaan kepada Indonesia. Hal ini karena hubungan yang sudah
terjalin semenjak Indonesia di jajah oleh Jepang. Alasan Australia mendukung
Indonesia yaitu karena letak geografis dimana letak antara Indonesia dengan
Australia sangat dekat selain alasan letak geografis yang dekat adalah
sama-sama ingin menyingkirkan Jepang. Sehingga Indonesia mendapatkan kedaulatan
dari Australia.
Bukti bahwa Australia
mendukung kemerdekaan Indonesia adalah peristiwa ‘Black Armada’ berawal dari
sejumlah buruh pelabuhan asal Indonesia yang bermukim di Wooloomooloo, Sydney
dimana parah buruh tersebut memboikot tugas bongkar muat pada ratusan kapal
milik Belanda. Aksi tersebut membuat para elit di Australia yang kebetulan di
pimpin oleh partai buruh terpengaruh atas perjuangan Indonesia untuk
mempertahankan Kemerdekaan.
Hasil dukungan tersebut
berbuah manis. Pihak Australia lantas memfasilitasi pemulangan sekitar 1.400
tawanan perang Belanda asal Indonesia. Pihak Australia juga dorong Dewan
Keamanan PBB mengakui kemerdekaan Indonesia.
RESPON PALESTINA
Palestina diketahui
menjadi negara pertama yang mengakui kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) bahkan sebelum resmi merdeka. Sebagaimana diketahui, Indonesia
memproklamasikan kemerdekaan secara de facto pada 17 Agustus 1945. Guna menjadi
negara yang berdiri utuh (de jure) tentunya membutuhkan pengakuan dari negara
lain. Mufti Besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini mengakui dan
mendukung kemerdekaan Indonesia sebelum negara Arab yang lain.
Syekh Muhammad Amin
Al-Husaini kemudian mendesak Negara-negara Timur Tengah lainnya untuk mengikuti
jejaknya. Seruan yang disampaikan Muhammad Amin Al-Husaini ini kemudian
disambut baik oleh Mesir. Setelah Palestina, Mesir jadi negara selanjutnya yang
mengakui kemerdekaan Indonesia.
RESPON INDIA
Hubungan diplomatis
antara India dengan Indonesia berawal pada krisis kelaparan yang terjadi di
India pada saat itu. Pada tanggal 20 Agustus 1946, Indonesia mengirimkan
bantuan kepada India, yaitu berupa pengiriman beras sebanyak 500.000 ton akibat
penjajahan yang dilakukan oleh Inggris. Bantuan tersebut kemudian dibalas oleh
India dengan cara dukungan penuh dan aktif terhadap isu-isu yang terjadi di
Indonesia disaat India berada di forum PBB.
Bangsa India dan bangsa
Indonesia sama-sama pernah dijajah oleh bangsa asing. India dijajah oleh
Inggris dan Indonesia dijajah oleh Belanda Inggris dan Jepang. Sebagai bangsa
yang sama-sama menentang penjajahan, terjalin rasa yang sama, senasib, dan
sependeritaan. Itulah alasan India mendukung kemerdekaan Indonesia
Ketika Jenderal Spoor
melakukan Agresi Belanda ke-II tanggal 19 Desember 1948, India merupakan salah
satu negara yang mengkutuk tindakan Belanda tersebut. Reaksi keras itu
diwujudkan dalam penyelenggaraan Konferensi Asia di New Delhi atas prakarsa
Perdana Menteri India, Pandit Jawaharlal Nehru dan Perdana Menteri Birma U Aung
San. Konferensi ini dihadiri oleh negara-negara asia, seperti: Pakistan,
Afganistan, Sri Lanka,Nepal, Libanon, Siria, dan Irak. Delegasi Afrika berasal
dari Mesir dan Ethiopia. Konferensi ini juga dihadiri utusan dari Australia,
sedang Indonesia dalam ini diwakili oleh Dr. Sudarsono.
PERANAN PBB
PBB menjadi pihak yang
netral dan menjadi pihak yang menengahi penyelesaian masalah antara Belanda dan
Indonesia. PBB tercatat membentuk beberapa badan perdamaian untuk Indonesia.
PBB mengusulkan untuk membuat KTI (Komisi Tiga Negara). Jadi setiap negara
mengusulkan satu negara yang menjadi perwakilan dan ada satu negara yang
menjadi pihak netral. KTN ini berhasil mengantar pihak Indonesia ke meja
perundingan Renville.
PBB juga berperan dalam pembentukan UNCI (United Nations Commisions for Indonesia) yang dibentuk pada tanggal 28 Januari 1949. UNCI ini dianggap sebagai ganti dari KTN dan bertugas untuk membantu melancarkan perundingan-perundingan untuk mengurus pengembalian kekuasaan pemerintahan Republik Indonesia dan berhak mengajukan usul-usul guna membantu menyelesaikan pertikaian Indonesia-Belanda.
Komentar
Posting Komentar